P5 SMP Negeri 3 Kota Bima

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dikenal dengan istilah P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila sendiri dirumuskan dengan enam dimensi kunci yakni (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) bergotong royong; (4) mandiri; (5) bernalar kritis; (6) kreatif. Perwujudan dari keenam dimensi tersebut dalam Kurikulum Merdeka disebut projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.  Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek.

Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), peserta didik dikenalkan dengan beragam tema dan isu yang ada di sekeliling mereka. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Kegiatan P5 di SMPN 3 Kota Bima  tanggal 28 oktober 2023 mengambil Tema yang diusung yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan dengan topik “Sampahku Tanggung Jawabku”.

Muhtar, S.Pd Selaku kepala SMP Negeri 3 Kota Bima menegaskan bahwa “ kegiatan P5 dilakukan di sekolah kami ini teringtegrasi dengan baik mengingat adanya kerja sama semua elamen yang ada di SMPN 3 Kota Bima.” disekolah kami ini terdapat guru penggerak dimana hasil praktik baik selama menjadi guru penggerak yaitu “ ibu Fitri Hijriati, S. Pd dpat di imbaskan ke siswa-siswa. beliau juga menambahkan bahwa Melihat kondisi saat ini,  sampah menjadi salah satu sumber terbesar terjadinya pencemaran lingkungan di sekolah, dan kurangnya kesadaran warga sekolah dalam mengelola dan membuang sampah pada tempatnya sehingga mengakibatkan lingkungan sekolah menjadi kumuh dan kotor. Oleh karena itu sekolah sebagai salah satu tempat di mana peserta didik mendapatkan edukasi mengenai permasalahan ini.