Mendidik dengan Hati, Sepenuh Hati dan Hati-hati

Tak terasa kita sampai di tahun Pelajaran baru. Tahun Pelajaran 2025/2026. Tahun Pelajaran Baru bukan hanya menyapa kita sebagai guru namun juga menyapa seluruh anak bangsa yang memiliki impian dan asa untuk menikmati bangku sekolah. Tahun Pelajaran baru bukan bercerita banyak  tentang langkah si kecil yang masih polos,lugu dan berbalut  seragam baru yang telah setiap hari ingin sekali dikenakan sebelum hari ini datang. Hari pertama masuk sekolah. Kebahagiaan terpancar jelas dari wajah-wajah anak bangsa di pagi  hari pertama mereka datang ke tempat yang di sebut “sekolah”.

Tahun Pelajaran Baru bukan hanya tentang membuka pintu kelas namun juga membuka pintu hati. Memberi ruang pada jiwa sebagai pendidik untuk menyambut asa itu dengan ketulusan dan kehangatan. Jika saya adalah sosok ibu guru maka sebagai ibu tentu sangat Bahagia dengan kehadiran mereka di  sekolah baru atau kelas baru. Sebagai seorang pak guru tentu juga akan seperti itu memaknai kehadiran murid-murid kita di  sekolah. Di hari pertama kemunculan mereka. Pertanyaannya adalah “ adakah jiwa kita tergetar Ketika tangan mungil,senyum dan salam mereka  terdengar ketika pertama bertemu?”

Ini tidah hanya soal belajar dan mengajar. Ini adalah soal hati. Soal nurani dan batin kita ikut hadir menyapa mereka. Orang bijak berkata ‘kesan pertama adalah kesan selamanya dan akan lekat selamanya pula’. Sebagai guru , seringkali kita hadir tepat waktu,berdiri di depan pintu kelas ,berdiri di depan kelas ,mengajar sesuai jadwal. Namun…apakah kita sudah benar-benar hadir dengan hati,dengan batin dan jiwa kita?

Anak-anak yang duduk dihadapan kita tak hanya butuh materi , tapi juga butuh ketulusan,empati , dan teladan hidup. Mereka bisa merasakan , kapan kita benar-benar hadir dan kapan kita hanya menjalankan kewajiban.

Tahun Pelajaran baru ini, mari kita tidak hanya hadir secara fisik,  tetapi juga terus meng-upgrade diri ..

Belajar lagi untuk memahami murid lebih baik. Mendidik dengan hati bukan hanya suara , mendidik dengan mendengarkan kendala dan hambatan yang dialami mereka  sepenuh hati serta  hati-hati dalam memperlakukan mereka . Sebab sejatinya murid adalah  jiwa yang memiliki balur-balur yang samar dan akan tercetak nyata melalui didikan dan pembimbingan guru mereka.  Mereka telah lahir dengan segala potensi dan cita-cita besar untuk hidup yang lebih baik.

Tahun Pelajaran baru ini, mari mulai dengan ketulusan hati yang baru, keikhlasan jiwa yang lebih jernih dan lebih siap untuk  benar-benar menjadi guru yang hadir dengan hati,sepenuh hati dan hati-hati  seutuhnya. Sebab  guru bukan sekedar profesi. Ia adalah Amanah jiwa. Satu Langkah pasti menuju surga.

Selamat Tahun Pelajaran Baru guru-guru hebat Indonesia. Mari saling menginspirasi untuk Pendidikan negeri tercinta lebih bermutu untuk semua.